November 25, 2012

Tipe Cowok

Tipe Cowok
(Via HonjiMilagro)

Ladies, Ada yang lagi di PDKTin cowo ? Setiap cewek pasti pasti pernah di PDKTin cowok.
Dan sebenarnya ada beberapa jenis tipe cowok dibedakan dari tujuannya PDKT loh.
1. PDKT cuma buat seks
Sorry to say, tapi banyak cowok yang begini. Miris juga sih. Susahnya jadi cewek cantik en seksi ya gini. Sering dapat PDKT dari tipe cowok ini, Cuma pengen toket sama vagina-nya aja.
Tipe cowok kayak gini biasanya ngambek kalo gak dapat seks, dapat sekali kabur, dan atau hanya seks mulu setiap ketemu. Nah, kalo kamu ketemu tipe cowok PDKT buat seks doang, balik ke kamunya. Kalo fine, yaudah ladenin aja.
2. Tipe cowok matre
Jangan salah, cowok juga banyak yang matre, Cuma ngincer fasilitas dari si cewek. Cowok seperti ini, Biasanya apa2 minta dibeliin/dibayarin. Apalagi finansial si cewek terlihat lebih baik.
Ini kurang sehat sih actually. Pikir baik2 aja kalo cowok yang PDKT kamu udah terlihat matre dari awal.
3. PDKT cuma buat pemuas ego
Cewek cakep en seksi di PDKT cuma buat muasin egonya, bahwa dia bisa dapatin itu cewek.
4. Tipe PDKT yang jadiin pacar (beneran)
Ini tipe PDKT yang tujuannya benar buat jadiin si cewek pacar/kekasih/partner. Kamu cukup beruntung kalo di PDKT sama tipe ini. Cirinya ? Ya dia gak cuma manfaatin badan or duit cewek doang. Simpel kok. Cewek biasanya lebih peka dalam hal ini.
Nah,udah ada 4 tipe cowok dengan tujuan yang berbeda2. Lagi di PDKTin cowok yang manakah kamu ? Be wise , Ladies (:
 

Kepolosan Anak - Anak

Ketika membaca judul dari post ini, apa yang terlintas di kepala kamu ? Kali ini gue ingin kamu merenungkan hal2 yang dibahas kali ini. Pastikan kamu lagi dalam keadaan santai :)

Taukah kamu bahwa sosialisasi kita (Terutama orang dewasa) ini terdiri dari banyak topeng2 kebohongan, kenaifan, kemunafikan, dan lain-lain. Dan kita pun pasti tersadar akan hal ini. Namun ada suatu sosialisasi tanpa topeng2 tersebut. Sosialisasi tersebut adalah  Sosialisasi dari kepolosan anak-anak.
Main2 sama anak umur 7 tahun itu menyenangkan, polos dan gak ada kemunafikan. Suka ya bilang suka, Nggak ya bilang nggak, Mau ya bilang mau. Alasan mereka gak ada yang dibuat2, lugas dan sederhana. Seperti berantem rebutan sesuatu terus marahan, sepuluh menit kemudian mereka saling memaafkan dan melupakan kejadian. Gak ada unsur kepura2an hanya buat nyenengin orang, semua apa adanya.

"I think we should learn from them."
Gue berpikir kita memang harus belajar dari mereka, dimana perasaan mereka tulus dan tidak dipenuhi pikiran negatif. Memberikan kebahagiaan, keceriaan tanpa berharap orang akan membalas mereka dengan hal yang sama atau lebih.
Tapi yah, anak kecil hanyalah anak kecil. Kepolosan mereka sering dianggap sepele hanya karena mereka dianggap tidak lebih pintar dari orang dewasa. Tapi gue malah berpikir kepolosan ini (mungkin) tidak akan berkembang sampai mereka dewasa. Kenapa ? Karena banyak anak2 sekarang yang dipaksa dewasa sebelum waktunya, karena tuntutan keadaan atau keegoisan orang tua. Anak atau remaja yang harusnya menikmati masa2 mereka, dipaksa untuk bertindak beberapa tahap diatas usia mereka. Kebebasan yang hilang, kreatifitas yang terbelenggu, keinginan yang terbatasi, pergaulan yang hanya diwujudkan dalam mimpi.

Inspired from:
@AimeeStarry

Ciri-Ciri Friendzone

1. PDKT yang lama tetapi hanya via socmed (Sms,Chat,Twitter). Nggak pernah ada kegiatan bersama.
Kamu pikir hanya dengan sms non-stop berbulan2 dengan gebetan sudah cukup membuat hubungan mendalam ? Coba pikir lagi, Itu (mungkin) hanya ke-GeeR-an kamu ! Karena mungkin dia hanya butuh teman ngobrol doang. Don't waste your time.
2. Dia kecanduan curhat ke kamu SOAL orang lain yang dia suka en kamu (mungkin) kasi dia tips agar jadian/gagal jadian
3. Dia gemar NYEPIK kamu, tetapi nggak ada kelanjutan.
Hal ini membuat kamu terus berpikir bahwa 'SEDIKIT LAGI' kamu bisa mendapatkan dia. Pemikiran 'sedikit lagi' ini akan selalu berakhir dengan hasil yang mengecewakan karena nihil ! dan Anehnya, kamu bakal susah banget buat mundur karena banyak hal disekitar yang bakal mendorong kamu untuk berpikir sedikit lagi